TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengirim utusan menemui pemilik Toko Busana Jawi Suratman, H. Sugiyatno, untuk merancang beskap dan sikepan, dua bulan sebelum akad dan resepsi pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution digelar.
Sugiyatno membeberkan, keluarga Jokowi memesan 70 beskap dan sikepan. Pesanan datang pada 21 September 2017. Seminggu kemudian, Bobby Nasution menjalani fitting. Koreksi ukuran baju dapat diberitahukan paling lambat 15 Oktober lalu.
Baca juga: Rapat Besar Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby : Tinggal Eksekusi
Pengerjaan beskap dan sikepan untuk Bobby serta keluarga hingga Sabtu, 14 Oktober 2017 sudah mencapai 50 persen. “Tak hanya memesan beskap dan sikepan, keluarga Presiden Jokowi juga memesan 120 potong jarit. Jarit 120 helai itu untuk 30 orang dari pihak mempelai pria. Jadi, satu orang mendapat 4 jarit. Pengerjaannya mencapai 60 persen,” ujar Sugiyatno yang mengelola Toko Busana Jawi Suratman sejak tahun 1981.
Beskap yang digunakan dalam pernikahan adat Jawa memiliki filosofi mendalam. Saat laki-laki mengenakan beskap lengkap, ada tiga elemen yang mesti diukur yakni belangkon, baju, dan selop. Belangkon simbol pikiran, baju mencerminkan hati, dan selop merujuk kepada langkah kaki atau perilaku.
Filosofinya, pikiran, hati, dan tindakan memakai standar diri sendiri. Saat mengenakan pakian adat lengkap, laki-laki berjalan menapak tanah, Tidak jinjit atau jengket. Artinya, jangan menggapai sesuatu yang melebihi kemampuan.
Sementara, jarit sebagai simbol doa untuk si pemakai dalam hal ini mempelai bersama keluarga. Ada 4 motif yang akan dikenakan Bobby dan keluarga. Pertama, Jati Kusumo yang merefleksikan kepercayaan diri.
Kedua, Wahyu Gumulung, simbol harapan atas berkat Tuhan. Ketiga, Wahyu Tumurun, yakni doa agar seumur hidup mempelai direstui Sang Pencipta. Terakhir, Palang Baris. Motif ini menyiratkan nasihat agar si pemakai berlaku sesuai jalan yang ingin ditempuh serta mengarah ke satu tujuan yang pasti.
Sebenarnya, Sugiyatno bisa menerima pesanan pakaian adat lengkap. Namun Presiden Jokowi punya kebiasaan unik. “Meski saya bisa membuat busana Jawa dari belangkon sampai selop, tapi beliau tidak mau menyerahkan proyek itu kepada satu pihak saja. Belangkon dipercayakan kepada si A, sikepan dan beskap diberikan kepada saya. Tujuannya, pemerataan. Orang diberi kesempatan untuk berkontribusi. Itu sifat Pak Jokowi sejak dulu,” ujarnya.